21 March 2011

Sekilas Info tentang Kegiatan Pemeriksaan Cholinesterase (CHE) di Kabupaten Bandung

Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan yang disebabkan  Pestisida terdiri dari 3 sub kegiatan, yaitu sebagai berikut :
1.    Pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2)
a.            Kegiatan pengawasan
TP2 adalah setiap unit usaha yang sebagian atau seluruh kegiatannya melakukan pengelolaan pestisida, mulai dari pembuatan, peracikan, pengemasan, penyimpanan dan juga penjualan. Ruang lingkup pengawasan TP2 yaitu pabrik pestisida, perkebunan (gudang), toko/kios, KUD.
Kegiatan pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2) bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan lingkungan TP2 agar dapat dipenuhinya persyaratan teknis pengamanan pengelolaan pestisida sehingga dapat dicegah timbulnya dampak negatif akibat pengelolaan pestisida.
Metode pengawasan dilakukan melalui observasi terhadap lingkungan TP2 dengan menggunakan alat bantu check list yang berisi data-data yang merupakan item pengawasan yang disebut Formulir Pemeriksaan Tempat Pengelolaan Pestisida (LP.6.03). Petugas yang melakukan kegiatan ini yaitu petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dan Petugas Sanitasi Puskesmas wilayah setempat. Langkah-langkah pemeriksaan yaitu sebagai berikut :
·         Mengumpulkan dan mencatat data teknis.
·         Menemukan penyimpangan terhadap Persyaratan Teknis Pengamanan Pengelolaan Pestisida.
·         Semua penyimpangan yang ditemukan ditulis secara singkat dan jelas berikut kode penyimpangannya, hendaknya merujuk nomor kode pada Persyaratan Kesehatan Tempat Penyajian Pestisida (LB.6.02).
·         Petugas yang melakukan pemeriksaan berkewajiban untuk menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan.
·         Setelah dilakukan pembicaraan dengan penanggung jawab teknis/pimpinan perusahaan, Formulir Pemeriksaan Tempat Pengelolaan Pestisida yang telah diisi ditandatangani oleh petugas pemeriksa dan penanggung jawab teknis/pimpinan perusahaan.

2.    Penilaian tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Penjamah Pestida (PPSP)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku penjamah pestisida dan ditindaklanjuti dengan penyuluhan.
Metode dilakukan dengan cara wawancara terhadap responden dengan menggunakan alat bantu kuesioner, adapun petugas yang melakukan wawancara yaitu petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dan Petugas Sanitasi Puskesmas. Variabel wawancara meliputi karakteristik umum, pengetahuan, sikap dan perilaku penjamah pestisida.

3.    Pemeriksaan Cholinesterase Darah (CHE) Penjamah Pestisida
Dampak terhadap kesehatan dari pestisida yang digunakan secara terus menerus akan mengakibatkan keracunan dengan gejala utama yang terlihat adalah pusing, mual, muntah-muntah, pandangan mata kabur, gatal-gatal pada kulit, ruam, tenggorokan seperti terbakar, nyeri dada, gemetar dan sulit bernafas.
Gejala keracunan baru akan nampak bila kadar cholinesterase berkurang sampai paling sedikit 30-40% di bawah normal. Keracunan berat menunjukkan kadar cholinesterase antara 0-25%. Cholinesterase adalah suatu enzyme, bentuk dari katalis biologik yang di dalam jaringan tubuh berperan untuk menjaga agar otot-otot, kelenjar-kelenjar, dan sel-sel syaraf bekerja dengan secara terorganisir dan harmonis.
Pemeriksaan cholinesterase darah penjamah pestisida bertujuan untuk mengetahui tingkat pemaparan akibat pemakaian pestisida golongan organophosphat dan karbamat. Langkah-langkah Pemeriksaan Cholinesterase yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Ø  Persiapan sebelum ke lapangan
·         Peralatan yang dipakai untuk pemeriksaan adalah Cholinesterase kit.
·         Petugas Sanitasi puskesmas membantu petugas Kabupaten melaksanakan pemeriksaan Cholinesterase darah.
·         Sebelum dilaksanakan pemeriksaan Cholinesterase semua alat-alat dibersihkan/dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Tabung reaksi dan karet penutupnya, serta kuvet dicuci dengan sabun kemudian direbus ke dalam air mendidih, tiriskan kemudian bilas dengan aquadest bebas CO2.
·         Setelah selesai tabung raksi segera tutup dengan karet penutupnya dan susun dalam rak yang tersedia.
·         Alat-alat lain (botol-botol) cuci dengan aquadest bebas CO2.
(Tahap persiapan ini dilaksanakan + 1 hari sebelum petugas berangkat ke lapangan)

Ø  Persiapan di Lapangan
·         Kumpulkan semua alat dan bahan
·         Siapkan semua alat dan bahan
·         Larutkan Acetyl Cholinperclhorat (ACP) 0,5 gr ke dalam 100 ml aquadest bebas CO2 kemudian masukkan dalam botol berlabel “Substrat ACP”.
·         Larutkan indikator Bromthymol Blue (BTB) 112 mg ke dalam 250 ml aquadest bebas CO2 kemudian masukkan ke dalam botol berlabel “Indikator BTB”.
·         Isikan 60 cc aquadest bebas CO2 pada botol berlabel “Destilled Water”, segera tutup stoppernya.

2. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini dibagi dalam beberapa langkah :
Ø  Uji Reagensia
·         Ambillah satu tabung reaksi (urutan kedua dalam rak) isikan ke dalamnya 0,5 cc larutan indikator BTB, segera tutup kembali tabung itu.
·         Selanjutnya ambillah 0,01 cc darah dari kontrol (orang yang diperkirakan normal). Tambahkan darah ini ke dalam indikator dalam tabung yang kedua tadi, kocok pelan-pelan jangan sampai berbuih.
·         Tambahkan pada campuran tersebut 0,5 cc larutan substrat (ACP).
·         Ratakan campuran tersebut dengan jalan mengocoknya secara perlahan-lahan
·         Pindahkan campuran larutan ini ke dalam kuvet (tabung persegi dengan ruang 2,5 mm), tempatkan kuvet ini pada ruangan sebelah kanan komparator.
·         Peganglah komparator dan menghadaplah pada sinar matahari.
·         Putar-putarlah disk dari komparator tersebut sampai didapatkan warna yang sesuai antara warna sebelah kanan dan sebelah kiri pada kaca komparator tersebut, dan bacalah prosentasenya.
·         Hasilnya tidak bolah melebihi 12,5%.
·         Jika hasilnya melebihi 12,5% berarti kemungkinan ada peresapan CO2 dari udara ke dalam indikator sehingga keasamannya meningkat. Dalam hal ini maka larutan indikator ini harus dipanaskan dengan api kecil agar CO2 terlepas.

Ø  Sampling Darah
·         Siapkan kuvet-kuvetnya 2,5 cc. Sekarang ambillah satu sampel dari seorang (kontrol) dan buatlah darah blanko (blood blank) yaitu dengan cara menambah 0,01 cc darah ke dalam 1 cc aquadest bebas CO2. Darah blanko ini dimasukkan ke dalam cuvet 2,5 cc. Tempatkan kuvet ini di ruangan sebelah kiri pada komparator.
·         Siapkan tabung-tabung reaksi lengkap dengan sumbat karetnya untuk kontrol dan untuk setiap orang yang diperiksa. Selanjutnya tempatkan tabung-tabung tersebut dalam rak yang telah tersedia. (Dalam satu seri dapat dikerjakan kira-kira 18 pengujian).
·         Sedotlah dengan eppendrop 0,5 cc larutan BTB dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang telah dipersiapkan tadi. (tabung-tabung ini harus segera ditutup kembali).
·         Ambil sekali lagi darah dari kontrol sebanyak 0,01 cc, dan masukkan ke dalam tabung 1 sebelah kiri.
·         Bilaslah pipet yang digunakan dengan larutan indikator dalam tabung tersebut 2 – 3 kali, dengan cara memuaskan dan mengeluarkan larutan indikator tersebut secara perlahan-lahan.
·         Selanjutnya ambillah sampel darah sebanyak 0,01 cc dari tiap orang yang akan diuji dan masukkan sampel darah tersebut ke dalam masing-masing tabung secara berurutan sesuai dengan urutan nama mereka dalam daftar nama yang tersedia. (Setiap memasukkan sampel darah ke dalam tabung, pipet harus selalu di bilas dengan larutan indikator secara perlahan-lahan.

Ø  Penambahan Larutan Substrat
·         Tambahkan 0,5 cc larutan substrat ke dalam tabung kontrol. Cepat waktu pada saat menambahkan larutan substrat tersebut (yaitu waktu 0,00/time zero). Secepatnya pindahkan larutan tersebut ke dalam kuvet 2,5 mm dan perhatikan warnyanya dalam kompartor. Hasilnya tidak boleh lebih dari 12,5%.
·         Kontrol tetap dibiarkan tinggal dalam komparator.
·         Mulai dari tabung responden A, tambahkan 0,5 cc larutan substrat ke dalam tabung reaksi buat pada setiap jarak waktu 1 menit tepat dari waktu 0, tabung segera ditutup dengan propnya dan kocok perlahan-lahan agar campuran merata.
·         Diamkan tiap-tiap tabung itu untuk jangka waktu yang diperlukan (waktu yang diperlukan oleh kontrol mencapai 87,5%). Sebagian patokan dapat digunakan tabel berikut :
Tabel Perkiraan Suhu dan Waktu
Suhu Ruang
Hasil Test Reagen = 0%
Hasil Test Reagen = 12,5%
100
31 menit
26 menit
150
23 menit
20 menit
200
17 menit
15 menit
250
14 menit
12 menit
300
12 menit
10 menit
350
9 menit
7 menit
400
7,5 menit
6 menit
450
7 menit
5 menit

Ø  Perbandingan Warna
·         Segera setalah waktu yang diperlukan dicapai, pindahkan isi tabung 1 ke dalam kuvet 2,5 mm, tempatkan kuvet ini pada ruang sebelah kanan dari komparator dan carilah warna yang sama dengan warna-warna yang ada dalam disk. Perhatikan, berapa persen aktivitas kolinnya dan catatlah dalam formulir yang telah disediakan.
·         Selanjutnya buanglah campuran dalam kuvet (kontrol), setiap jarak 1 menit setelah itu pindahkan isi-isi dari tabung berikutnya ke dalam kuvet. Masukkan kuvet yang telah berisi ini ke dalam ruangan sebelah kanan dari komparator. (Dengan menghadap ke arah sinar matahari, putar-putarlah disk dari komparator sehingga diperoleh warna yang sama).
·         Catatlah angka yang diperoleh dalam daftar/formulir lapangan yang tersedia. (Lakukan dengan cara yang sama untuk tabung-tabung berikutnya).


Ø  Analisis Hasil
Setelah pengujian selesai, analisis hasil-hasil untuk tiap orang yang diuji sebagai berikut :
·         75%-100% dari normal : tidak ada tindakan tapi pelru diuji ulang dalam waktu dekat (kelompok ini masuk dalam kategori “Normal”).
·         >50%-<75% dari normal : mungkin “over exposure” (terlalu banyak terpapar), ulangi pengujian, jika ternyata benar, semua pekerjaan yang berkaitan dengan pestisida organophosphat harus ditangguhkan selama 2 minggu dan diuji ulang untuk menetapkan bahwa orang tersebut sudah kembali normal. (Kelompok ini masuk dalam kategori “Keracunan Ringan”).
·         >25%-50% dari normal : “over exposure” yang sangat serius ulangi pengujian. Jika memang benar, semua pekerjaa-pekerjaan yang berkaitan dengan pestisida supaya ditangguhkan. Jika yang bersangkutan sakit supaya dirujuk untuk pemeriksaan medik. (Kelompok ini masuk dalam kategori “Keracunan Sedang”).
·         0%-25% dari normal : “over exposure” yang sangat serius dan bebahaya, ulangi pengujian. Jika benar yang bersangkutan perlu istirahatkan sampai ada hasil pemeriksaan medik. (Kelompok ini masuk dalam kategori “Keracunan Berat”).
·         Rekomendasi ini dimasukkan dalam formulir yang tersedia.

No comments:

Post a Comment

RUANG KOMENTAR


ShoutMix chat widget